Langsung ke konten utama

Watu karung Tempo Dulu

Selamat pagi gaess, bangun pagi langsung saja seduh kopi hey... Mana kopimu och iya mungkin kamu ngeteh ya..? Atau penikmat susu hehehe. Ya masing-masing punya kesukaan tentang minuman dan kuliner tentunya. Kawanku di pagi yang masih fress ini saya mau bercerita gaess tentang watukarung tempo dulu yaitu tentang nelayan yang masih menggunakan perahu kayu, perahu kayu itu namanya perahu kunting awal-awal perahu itu cuma menggunakan layar dan di dayung dan jarak tempuhnya tidak terlalu jauh dalam berlayar serta menggunakan alat tangkap seadanya itupun hasil tangkapan yach lumayan melimpah. 
Kemudian waktu berjalan ide dan gagasan serta pengalaman nelayan meningkat yaitu perahu menggunakan mesin diesel dan merk kubuta dan dongfeng, mesin di tempatkan di tengah dari roda gila di sambungkan dengan as besi yang di salurkan dengan pipa lubang agar kipas sampai pada badan belakang kapal gaes, dengan menggunakan mesil diselenggarakan ini jarak tempuh nelayan lumayan agak luas hasil tangkap sudah beraneka ragam jenis ikan. 
dulu ada tukang parkir perahu namanya tukang surung yaitu pekerjaan yang mengangkat perahu pada waktu akan melaut serta setelah tiba melaut dengan upah ikan hasil dari tangkapan nelayan. Hasil tangkapan tersebut di kumpulkan oleh kelompok surung lalu di jual dan hasilnya di bagi rata. 
anak-anak dulu juga ikut bergembira jika ada perahu yang datang melaut ikut kelompok tukang surung mengangkat dan mendorong perahu dengan penuh semangat hal itu di jalankan sambil bermain dan sekaligus belajar tentang nelayan dan laut kawanku. 
Para pengunjung juga ikut bersama anak-anak dan tukang surung mengangkat perahu, pokoknya asyik, guyub, rukun bersuka ria dengan hasil laut dari para nelayan, gembira sekali tentunya karena setelah itu ikan segar siap di masak dan di hidangkan boleh di goreng, pepes dan di bakar di masak sesuai dengan selera mamasing-masing. 
Itu cerita saya tentang watukarung tempo dulu ikuti saya terus yach, saya akan bersemangat untuk menceritakan desaku yang indah dan mempesona, tentunya patut di syukuri bersama dengan anugerah alam ini. Matur suwun kawanku semua dateng yach ke watukarung. 
saya adalah manusia simple dan terus menyesuiakan dengan perkembangan zaman dan habitat, belajar tiada henti agar semuanya menjadi seimbang

Komentar